Daily Archives: Januari 30, 2012

Mu’awiyah Sosok Mujahid & Tokoh Besar

Ini keutamaan lain Mu’awiyah bin Abu Sufyan t yang lembut namun tegas dan kokoh dalam memegang Al-Haq. Tidak ada yang melupakan atau mengingkari keutamaan ini melainkan mereka yang jahil, tidak mengerti tarikh islam, atau telah dipenuhi hatinya dengan kedengkian pada shahabat Rasulullah saw.

Wilayah islam sepeninggal Al-Khulafah Ar-Rasyidin sangat luas, sementara rongrongan musuh-musuh Allah demikian kuat dari dalam dan luar. Kita tidak bisa lupa fitnah besar yang berakibat syahidnya Utsman bin Affan Ra demikian pula  Ali bin Abi Thalib Ra, bermunculan pula pada masa itu firqah-firqah sesat seperti Khawarij, Rafidhah, Qadariyah dan lainnya.

Tugas besar menanti di hadapan Mu’awiyah bin Abi Sufyan Ra: Pertama: Beliau harus menstabilkan kondisi daulah yang diliputi fitnah, Kedua: Beliau harus mempertahankan wilayah islam dari rongan-rongan musuh Ketiga:  Melanjutkan risalah jihad menyebarkan islam, mendakwahkan islam, memperluas daerah islam, mengeluarkan manusia dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid. Semua itu –walhamdulillah- ditunaikan dengan baik, fitnah-fitnah redam, rong-rongan musuh islam dihentikan dan wilayah islam juga meluas bersama dengan meluasnya dakwah tauhid.

Sebagai seorang ahli strategi, Mu’awiyah bin Abi Sufyan t  segera melakukan perapian pasukan perang. Beliau bagi pasukan menjadi dua. Pasukan yang berperang di musim dingin dan pasukan yang berperang di musim panas, Dengan demikian perluasan wilayah pun berlanjut dan berkesinambungan.

Negeri Persia berusaha melepaskan dirinya dari Jizyah yang harus dibayarkan. Mereka mulai membuat fitnah pada masa pemerintahan Muawiyah t untuk memerangi hukum islam. Pasukan Mu’awiyah t pun harus menghadapi ancaman fitnah ini dan memadamkannya, perjalanan perjuangan perluasan negeri dilanjutkan ke arah timur. Sungai Jaihun (Amudarya) diseberangi, sehingga terbukalah wilayah Bukhara, Samarkand dan Turmudz.

Pada waktu yang bersamaan, kerajaan Romawi juga melakukan rangkaian penyerangan untuk mempersempit wilayah islam, yaitu dengan menyerang wilayah barat laut. Oleh karena itu Mu’awiyah ra mempersiapkan armada laut yang berkekuatan 1.7000 kapal. Pasukan marinir yang besar ini, dengan izin Allah ta’ala berhasil menaklukan wilayah Ciprus dan Rudis, serta kepulauan lainnya yang masuk dalam wilayah kerajaan Romawi.

Pembaca, sejenak kita melihat ke belakang, membuka lembaran sejarah pembentukan pasukan laut. Dahulu tidak pernah terbayang bahwa para shahabat akan berperang di tengah lautan. Namun sabda Rasulullah saw menyingkap tirai ghaib bahwa ummat ini akan berperang di atas lautan.

Jasa Mu’awiyah bin Abi Sufyan t dalam pembentukan angkatan laut tidak bisa dilupakan dalam tarikh islam, pembentukan pasukan marinir pertama terwujud di zaman Utsman bin Affan t. Saat itu Muawiyah menjabat gubernur Syam, Muawiyah diberi kepercayaan penuh memimpin pasukan laut bahkan Utsman bin Affan t memerintahkan Muawiyah untuk membawa serta istrinya –Fahitah bintu Qaradzah- berperang di atas laut untuk membuktikan keberanian, kesiapan dan tanggung jawab Muawiyah membawa pasukan kaum muslimin.

Keutamaan Mu’awiyah t ini tampak dalam hadits Rasulullah saw ketika menyebutkan ummatnya akan berperang di laut.

Anas bin Malik berkata: Rasulullah saw. pernah menemui Ummu Haram binti Milhan lalu beliau disuguhi makanan olehnya. Saat itu Ummu Haram adalah istri Ubadah bin Shamit Ra. Suatu hari Rasulullah datang menemuinya lalu disuguhi makanan, kemudian wanita itu duduk sambil mencarikan kutu kepala beliau hingga tertidurlah Rasulullah saw. Tiba-tiba beliau terbangun dan tersenyum. Ummu Haram bertanya: Apakah yang membuat engkau tersenyum, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: Beberapa orang dari umatku diperlihatkan kepadaku mereka sedang berperang di jalan Allah dengan menaiki kapal di tengah lautan sebagai raja-raja yang duduk diatas dipan-dipan atau seperti raja-raja yang  duduk di atas dipan-dipan, – perawi ragu antara keduanya -. Ummu Haram berkata: Wahai Rasulullah, mohonkan kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk dalam golongan mereka. Lalu beliau mendoakannya dan segera meletakkan kepalanya lagi lalu tertidur kembali. Ketika terbangun, beliau tersenyum lagi. Dia berkata: Aku bertanya lagi: Apakah yang membuat engkau tersenyum, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: Beberapa orang dari umatku diperlihatkan kepadaku mereka sedang berperang di jalan Allah (seperti yang beliau sabdakan tadi). Ia berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk dalam golongan mereka. Rasulullah saw. bersabda: Kamu termasuk orang-orang yang pertama. Kemudian berlayarlah Ummu Haram pada zaman Mu`awiah, namun ketika hendak keluar dari kapal ia pun terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga wafatlah ia. (Shahih Muslim No.3535)

Al Bukhari meriwatkan dalam Shahihnya (6/102 no 2924 bersama dengan Fathul Bari) dari Ummu Haram Al-Anshariyah Ra ia mendengar Rasulullah saw bersabda:

أولُ جيشٍ من أُمَّتي يَغزون البحر قد أَوجَبوا”. قالت أم حَرَام: قلت: يا رسول الله، أنا فيهم؟ قال: “أنتِ فيهم”. ثم قال النبي صلى الله عليه وسلم: “أولُ جَيشٍ من أُمَّتي يَغزون مدينة قَيصرَ مغفورٌ لهم”. فقلت: أنا فيهم يا رسول الله؟ قال: “لا”.

Pasukan perang pertama dari ummatku berperang di atas lautan sungguh telah wajib atas mereka (yakni mereka melakuan amalan besar yang mengantarkan kepada Al-Jannah). Berkata Ummu Haram: Wahai Rasulullah, apakah aku bersama dengan mereka (pasukan pertama yang berperang di atas laut)? Rasulullah bersabda: “Engkau termasuk mereka” Kemudian Rasulullah bersabda kembali: “Pasukan perang pertama umatku yang memerangi kota Kaisar (Yakni Konstantinopel) mereka diampuni dosanya. Maka aku berkata: Apakah aku bersama mereka wahai Rasulullah? Beliau  bersabda: Tidak.

Berkata Muhallab bin Abi Shufroh (435 H): Dalam hadits ini ada keutamaan Mu’awiyah, sebab beliaulah orang pertama yang berperang di atas laut, sekaligus keutamaai putranya Yazid, karena ia pertama yang memerangi kotanya Kaisar. (Dinukilkan Ibnu Hajar datam Fath)

Berkata Az-Zubair bin Abu Bakr: Mu’awiyah membelah lautan, berperang bersama kaum muslimin di zaman kekhilafahan Utsman menuju Qubrus, ikut dalam perang itu Ummu Harom istri Ubadah, ketika Ummu Harom mengendarai bighalnya keluar dari perahu ia terjatuh dan meninggal –seperti kabar Rasulullah saw- Ibnul Kalbi berkata: Perang yang dipimpin Muawiyah tersebut terjadi di tahun 28 H. Ibnu Baththal (5/9)

Di zaman pemerintahan Mu’awiyah pasukan laut diperbesar hingga semakin kokohlah kekuatan muslimin dan semakin tangguh dalam mempertahankan wilayah dan usaha futuhat. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Bercerita tarikh perjuangan beliau membutuhkan lembaran yang banyak untuk menunaikan haknya namun yang sedikit ini semoga mengingatkan hati-hati yang lalai akan jasa generasi Shahabat Ra secara umum dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan  t secara khusus .

Wahai kaum muslimin, tidakkah kita timbang betapa buruknya mulut-mulut pendusta yang mencerca shahabat Mu’awiyah Ra ? Apa jasa mereka terhadap islam ? Demi Allah, jasa mereka tidak lain: ucapan-ucapan kotor yang membantu iblis dan balatentaranya untuk meruntuhkan Islam. Para pencela Mu’awiyah sesungguhnya kaki tangan Iblis.

Lihatlah kaum muslimin, betapa besar jasa Mu’awiyah Ra. Lihat perjuangannya memimpin kaum  muslimin puluhan tahun, memadamkan api-api fitnah, mempertahankan wilayah islam, menegakkan jihad mengajak manusia memeluk agama Allah. Keamananpun terwujud, darah-darah kaum muslimin terjaga, ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah tersebar. Namun hanya manusia berakal sajalah yang bisa menimbang, adapun manusia semacam Rafidhah, hati mereka memang sudah dipenuhi kebencian kepada seluruh shahabat, istri-istri Rasululllah saw, dan agama yang mulia. Allahul Musta’an.

Di unggah dari : http://salafartikel.wordpress.com/

Kiamat 2012 ?!

Ditulis: Ustadz. Abu Ismail Muhamma Rijal. Lc

Berita kiamat tahun duaribu dua belas membuat heboh banyak kalangan, film kiamat tahun 2012 pun dibuat. Entah apa maksud penyebar berita dusta itu. Yang pasti aqidah kaum muslimin digoncang.

Perang pemikiran di era globalisasi sangat ketara dan tampak dengan kasat mata, banyak muslim yang jahil terhempas dalam badai fitnah aqidah.Sudah saatnya kita berjuang wahai kaum muslimin, berjuang menegakkan aqidah semoga Allah berkahi kita dan menjadi sebab dosa kita diampuni… Yaa Allah Engkau Dzat yang maha tahu tentang diri-diri kami yang penuh dengan kehinaan, namun kami tidak berputus asa dari rahmat-Mu insyaallah.

Dan sebagai bingkisan bagi kaum muslimin menghadapi berita kiamat semacam ini saya nukilkan kembali tulisan yang pernah diterbitkan di Majalah As-Syariah dengan judul: Kiamat Dekat Namun Tak Ada Seorang Pun Mengerti.

عن أنس بن مالك t قال : قال رسول الله r: (( بعثت أنا و الساعة كهاتين )) و ضم السبابة و الوسطى

Dari Anas bin Malik t: Rasulullah r bersabda: “Aku diutus, dan kiamat (demikian dekat) sebagaimana (dekatnya) dua jari ini.” Dan beliau rapatkan jari telunjuk dan jari tengah.

Takhrij Hadits

Hadits Anas bin Malik t dengan lafadz tersebut di atas dikeluarkan Al-Imam Muslim dalam Ash-Shahih (4/2268 no. 2951) dari jalan Abu Ghassan Al-Misma’i dari Mu’tamir bin Sulaiman bin Tharkhan dari bapaknya dari Ma’bad bin Hilal Al-‘Anazi dari Anas bin Malik t.

Semua perawinya Tsiqah dari rawi-rawi As-Shahihain kecuali Abu Ghassan, Bukhari tidak mengeluarkan haditsnya dalam As-Shahih.

Diriwayatkan pula Imam Muslim dalam Shahih-nya (4/2268 no. 2951) dan At-Tirmidzi dalam As-Sunan (4/496 no. 2214) melalui jalan Syu’bah dari Qotadah dari Anas t.

Dalam riwayat Muslim, berkata Syu’bah :

و سمعت قتادة في قصصه يقول : (( كفضل إحداهما على الأخرى )) فلا أدري أذكره عن أنس أو قاله قتادة

Dan aku mendengar Qotadah dalam kisahnya berkata: “(Dekatnya kiamat itu) seperti perbedaan panjang keduanya.” Namun aku tidak tau apakah Qotadah meriwayatkan dari Anas, atau ini ucapan Qotadah.

Hadits Anas t diriwayatkan pula dari shahabat Sahl bin Sa’d t dalam Ash-Shahihain dan Musnad Imam Ahmad, demikian pula dari Jabir bin Abdillah t dalam Sunan Ibnu Majah dengan keragaman lafadz.

Makna Hadits

Berkata Al-Qurthubi rahimahullah dalam At-Tadzkirah : Sabda beliau:

بعثت أنا و الساعة كهاتين

“Aku diutus, dan kiamat (demikian dekat) sebagaimana (dekatnya) dua jari ini,” mengandung makna bahwasannya aku adalah nabi terakhir, tidak ada nabi lain sesudahnya. Yang datang mengiringiku adalah hari kiamat, sebagaimana jari telunjuk langsung diiringi jari tengah.

(Hadits ini juga bermakna bahwa) kiamat itu demikian dekat dan tanda-tandanya telah berdatangan silih berganti sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya:

فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا

Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya… Muhammad:18

Yakni kiamat itu telah dekat, dan tanda pertamanya adalah (diutusnya) Nabi r, karena beliau adalah nabi akhir zaman. Allah utus beliau dan tidak ada nabi lain sesudahnya hingga tegaknya hari kiamat …” (At-Tadzkirah Bi Ahwalil Mauta Wa Umuril Akhirah (3/1219))

Berkata Ibnu At-Tin rahimahullah: Terjadi perselisihan mengenai makna sabda Ar-Rasul r : “Seperti dua jari ini.” Sebagian berpendapat: “Seperti perbedaan panjang antara jari telunjuk dan tengah.” Sebagian lagi berpendapat: (Maknanya), tidak ada nabi antara beliau r dan hari kiamat. Demikian Al-Mubarakfuri menukil dalam Tuhfatul Ahwadzi (6/73).

Pembaca rahimakumullah, kehidupan Ar-Rasul r adalah kehidupan yang penuh dengan kasih sayang dan bimbingan. Tak ada satu kebaikanpun melainkan telah beliau sampaikan, demikian pula tidak ada satu kejelekanpun bagi ummat ini melainkan telah beliau peringatkan ummat darinya. Dengan penuh kasih dan cinta beliau tarbiyah ummat untuk berjalan menuju ridha Allah hingga wafatnya ditahun sebelas hijriyah. Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam hadits Anas t ada bimbingan Rasulullah r bagi ummat ini untuk segera bangkit dari kelalaian dan bergegas menyiapkan bekal menghadapi hari kiamat yang telah dekat.

Dekatnya hari itu dengan diutusnya beliau SAW ibarat dekatnya jari telunjuk dan jari tengah yang dihimpitkan. Allah ta’ala berfirman:

وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلا كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. An-Nahl : 77

Jika Ia Dekat Kenapa Tak Kunjung Tiba?

Kabar dekatnya kiamat telah berlalu empat belas abad silam. Mungkin ada yang bertanya: Jika kiamat telah dekat, kenapa hingga saat ini belum ditegakkan?

Kata-kata ini boleh jadi muncul sebagai bentuk pengingkaran kuffar atas berita Allah dan Rasul-Nya r, atau mungkin juga pertanyaan ini adalah waswas syaiton yang dibisikkan pada sebagian dada muslimin.

Adapun orang kafir, perkaranya telah jelas. Ungkapan ini sangat wajar muncul dari mulut orang-orang yang hatinya telah buta, dan telinganya telah tuli. Dengan mudahnya mereka ingkari kiamat dan hari kebangkitan sebagaimana Allah sebutkan tentang mereka dalam firman-Nya:

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: “Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. At-Taghabun: 7

Dalam ayat lain Allah berfirman:

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ * عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ * الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ * كَلا سَيَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ

Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. An-Naba’ 1-5

Bagi mereka, cukup kita bacakan firman Allah yang maha Agung:

و أعتدنا لمن كذب بالساعة سعيرا

Kiamat Dekat, Jika Dibandingkan Umur Umat Terdahulu

Kedatangannya adalah sebuah kepastian. Dan sungguh segala sesuatu yang pasti kedatangannya ia adalah perkara yang dekat.  

Jarak diutusnya Rasul r hingga kiamat nanti adalah waktu yang sangat dekat jika dibandingkan umur dunia yang sudah sangat lama sejak sebelum Adam r menempatinya bersama Hawa’. Rasulullah r bersabda:

مثلكم و مثل أهل الكتابين كمثل رجل استأجر أجراء فقال : من يعمل لي من غدوة إلى نصف النهار على قيراط ؟ فعملت اليهود ، ثم قال: من يعمل لي من نصف النهار إلى صلاة العصر على قيراط ؟ فعملت النصارى، ثم قال : من يعمل لي من العصر إلى أن تغيب الشمس على قيراطين ؟ فأنتم هم فغضبت اليهود و النصارى فقالوا : ما لنا أكثر عملا و أقل عطاء ؟ قال: هل نقصتكم من حقكم ؟ قالوا : لا, قال : فذالك فضلي أتيه من أشاء.

Perumpamaan kalian dan dua ahlul kitab (yahudi dan nasrani) adalah seperti seorang menyewa pekerja-pekerja. Ia berkata: Siapakah yang mau bekerja untukku dari pagi hingga tengah siang dengan upah satu qirat? bekerjalah yahudi. Lalu ia berkata: Siapakah yang mau bekerja untukku dari tengah siang hingga shalat ashar dengan upah satu qirat? Maka bekerjalah nashoro. Kemudian ia berkata: Siapa yang mau bekerja untukku dari ashar hingga tenggelam matahari dengan upah dua qirat, maka (bekerjalah suatu kaum, dan kalianlah mereka. Marahlah yahudi dan nasrani, mereka berkata: kenapa kami yang lebih banyak pekerjaannya  tetapi pemberiannya lebih sedikit? Allah berfirman: Apakah aku mengurangi sesuatu dari hak kalia?llah berfirman: Apakah aku mengurangi sesuatu dari hak kalian? mereka berkata: Tidak. Allah berfirman: Itulah keutamaan-Ku Aku berikan kepada suapapun yang Aku kehendaki. [1]

Demikian perumpamaan umat Rasulullah r dan umat-umat sebelumnya, hidup diakhir-akhir kehidupan dunia dengan umur yang sangat pendek namun Allah berkahi dan Allah lipatgandakan pahala .

Ibnu Umar t  mengisahkan, suatu saat sesudah shalat ashar, ketika matahari bersinar dari arah bukit Qu’aiqi’an[2], Rasulullah r duduk bersama para sahabat. Beliau bersabda:

ما أعماركم في أعمار من مضى إلا كما بقي من النهار و فيما مضى منه

Tidaklah umur kalian jika dibandingkan umur umat sebelum kalian kecuali seperti apa yang tersisa dari hari ini (yaitu waktu ashar) dan yang telah lalu darinya.[3]

Dalam hadits lain Rasulullah r bersabda:

إنما أجلكم – في أجل من خلا من الأمم – ما بين صلاة العصر و مغرب الشمس

“Sesungguhnya ajal kalian dan ajal umat-umat yang telah lalu hanyalah seperti masa antara shalat ashar dan tenggelamnya matahari.”[4]

Hadits-hadits diatas semuanya menunjukkan bahwasanya apa yang tersisa dari umur dunia dibandingkan umurnya yang telah lalu adalah waktu yang sangat sedikit. Umat Muhammad r adalah kaum terakhir yang hidup dimuka bumi, sebagaimana Rasulullah r adalah rasul terakhir yang Allah utus kepada manusia.

Pembaca rahimakumullah, sesungguhnya apa yang dikatakan dekat oleh Allah dan Rasul-Nya kita katakan itu dekat, walaupun manusia menganggapnya jauh. Allah berfirman:

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا  *  وَنَرَاهُ قَرِيبًا

Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). Al-Ma’arij: 6-7

Kiamat Adalah Rahasia Allah.

Meskipun dekat, namun hari itu Allah rahasiakan. Tidak ada seorangpun mengetahuinya. Allah berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Al-A’raaf:187

Pengetahuan tentang hari kiamat adalah ilmu yang Allah khususkan untuk diri-Nya, Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Luqman: 34

Lima perkara inilah kunci-kunci ghaib yang Rasulullah r sabdakan dalam hadits-Nya:

(( مفتاح الغيب خمس لا يعلمها إلا الله )) … منها: (( ولا يعلم متى الساعة إلا الله ))

Kunci-kunci ghaib lima, tidak ada yang megetahuinya kecuali Allah … Diantaranya adalah: dan tidak ada yang mengetahui kapan hari kiamat kecuali Allah.

Alhasil, tidak satu makhlukpun mengerti kapan hari kiamat terjadi. Rasulullah r hanya mendapatkan wahyu dari Allah bahwa kiamat terjadi pada hari jumat sebagaimana Allah juga mewahyukan kepada beliau tentang tanda-tandanya. Selebihnya beliau tidak tahu kepastian hari tersebut.

Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah berkata: Adalah Nabi r ketika ditanya tentang hari kiamat, beliau menjawabnya dengan menyebut sebagian tanda-tandanya, maka tidak ada seorangpun selain Allah yang mengetahui di tahun berapa kiamat itu, di bulan apa kiamat itu, dan di tanggal manakah di bulan itu. (Adapun hari), telah datang hadits Rasul r menetapkan bahwa hari itu adalah hari jum’ah. Beliau bersabda:

خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الحمعة فيه خلق آدم و فيه أدخل الجنة و فيه أخرج منها و لا تقوم الساعة إلا يوم الجمعة

Sebaik-baik hari mata hari terbit padanya adalah hari jumat. Di hari itu Adam diciptakan, dihari itu ia dimasukkan jannah dan dihari itu pulalah ia dikeluarkan dari jannah, dan tidaklah kiamat itu ditegakkan kecuali pada hari jumat [5](Qothfu Al-Janad Dani Syarh Muqaddimah Risalah Ibni Abi Zaid Al-Qoirwani hal. 115)

Nabi Muhammad r -rasul paling mulia dari kalangan manusia- demikian pula Jibril As -rasul paling mulia dari kalangan malaikat- keduanya tidak mengerti bilakah hari itu terjadi. Ketika Jibril datang dalam bentuk manusia yang tidak dikenal, ia bertanya kepada Rasulullah r kapankah hari kiamat ?. Jawaban Rasulullah r ketika itu tidak melebihi ucapan beliau:

ما المسؤول عنها بأعلم من السائل

Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya. (yakni keduanya sama-sama tidak mengetahui) HR. Muslim

Jika keduanya tidak mengerti kapan hari kiamat, masuk akalkah jika kemudian datang seseorang mengaku tahu kapan hari itu? Subhanallah, ini adalah kedustaan yang nyata !!

Bahkan Israfil -malaikat peniup sangkakala yang dengan tiupannya kiamat akan ditegakkan- pun tidak mengetahui kapan Allah perintahkan dia untuk meniupkan sangkakala. Yang ia lakukan hanyalah terus menatapkan pandangannya ke arah Al-‘Arsy –tidak berkedip sedikitpun- menanti perintah Allah untuk meniupkannya.  Rasulullah r bersabda:

إن طرف صاحب الصور مذ وكل به مستعد نحو العرش مخافة أن يؤمر قبل أن يرتد إليه طرفه كأن عينيه كوكبان دريان

Sesungguhnya pandangan malaikat peniup sangkakala selalu tertuju ke arah Arsy semenjak Allah tugaskan, khawatir andai ia diperintah meniupkannya sebelum mengedipkan keduanya, seolah-olah matanya dua bintang yang memancar.[6]                

Dua jawaban Rasulullah r atas pertanyaan Kapankah Kiamat?

Rasulullah r tidak mengetahui kapankah kiamat, oleh karenanya ketika ada pertanyaan diajukan kepada beliau tentang kiamat, beliau menjawabnya dengan dua jenis jawaban.

Pertama, beliau jawab pertanyaan itu dengan  menyebutkan tanda-tandanya.

Kedua, beliau arahkan  penanya untuk melakukan hal yang lebih penting,  yaitu mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Anas bin Malik RA berkata:

أن رجلا سأل النبي r  عن الساعة فقال : متى الساعة ؟ قال : (( و ماذا أعدتت لها ؟ )) قال: لا شيئ إلا أني أحب الله و رسوله r فقال : (( أنت مع من أحببت ))

Seorang bertanya kepada Nabi r tentang hari kiamat, ia berkata: Kapankah hari kiamat? Beliau bersabda: “Apa yang telah kau siapkan untuk menghadapi hari itu?” Dia menjawab: Tidak banyak bekalku, tetapi aku mencintai Allah dan Rasulnya r.” Bersabdalah Rasulullah kepadanya: “Engkau bersama orang yang kau cintai.”

Sabda Rasulullah r yang mulia ini benar-benar membahagiakan para shahabat. Kebahagiaan itu terungkap dari ucapan Anas berikutnya:

فما فرحنا بشيء فرحنا بقول النبي r : (( أنت مع من أحببت )) قال أنس : فأنا أحب النبي r و أبا بكر و عمر و أرجو أن أكون معهم بحبي إياهم و إن لم أعمل بمثل أعمالهم

Tidaklah kita berbahagia (setelah islam) sebagaimana bahagianya kita dengan sabda Nabi r : “Engkau bersama orang yang kau cintai. Kemudian Anas berkata: “Maka aku mencintai Nabi r dan Abu Bakr dan Umar dan aku berharap akan bersama mereka (di jannah) dengan kecintaanku pada mereka meski aku tidak mampu beramal sebagaimana mereka beramal[7]  

Alangkah indahnya sabda beliau, dan betapa jujurnya shahabat  Anas t. Dan sungguh kita pun berkata: “Ya Allah aku mencintai Nabi-Mu r, Abu Bakr Ash-Shiddiq, ‘Umar bin Al-Khaththab, Utsman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan, Al-Husain, Ummahatul Mukminin dan seluruh shahabat-shahabat Nabi-Mu, dan aku berharap kepada-Mu Ya Allah, Engkau kumpulkan diriku bersama mereka di Firdaus-Mu … walau aku tak mampu beramal sebagaimana mereka beramal, walau aku tak mampu bertaubat sebagaimana mereka bertaubat.

Hadits-hadits Yang Menetapkan Kepastian Kiamat adalah hadits Maudhu’ (Palsu)

Semua hadits tentang penentuan hari kiamat tidak benar penyandarannya kepada Rasulullah r, demikian Ibnu Katsir rahimahullah memberikan faedah penting ini dalam kitabnya An-Nihayah[8].

Ada baiknya pada majelis ini kita simak sebuah hadits yang dinukil Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Al-Manarul Munif sebagai contoh hadits maudhu’ (palsu) tentang hari kiamat, karena penyelisihannya yang sangat sharih dengan Al-Kitab dan As-Sunnah.

Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah r bersabda:

إنها سبعة آلاف سنة و نحن في الألف السابعة

Dunia itu berusia tujuh ribu tahun, dan kini kita berada pada seribu yang ketujuh.

Mengomentari hadits ini, berkata Ibnul Qoyyim: “Ini adalah kedustaan yang sangat nyata, andaikata hadits ini shahih niscaya semua orang tahu bahwa kiamat akan terjadi 251 tahun mendatang.” [9] (Al-Manarul Munif Fish-Shahih Wadh-Dha’if hal. 80)

Ibnu Hazm rahimahullah berkata: “Adapun kami, maka tidak sedikitpun memastikan hitungan tertentu, adapun orang yang menyangka bahwa dunia itu berumur tujuh ribu tahun atau lebih dari itu, atau kurang darinya sungguh dia telah berdusta dan berbicara dengan sesuatu yang tidak pernah sedikitpun Rasulullah r menyabdakannya dalam lafadz shahih, bahkan telah shahih dari beliau apa yang menyelisihi persangkaannya.

Dan kita memastikan bahwasannya dunia itu memiliki urusan yang tidak ada seorangpun mengerti kecuali Allah. Dia berfirman :

مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ

Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri… Al-Kahfi: 51 (Al-Fishol (2/84))

Ghuluw Kaum Sufi.

Diantara bentuk ghuluw adalah perkataan sebagian ahlul ahwa’ bahwa nabi r mengetahui ilmu ghaib termasuk diantaranya hari kiamat. Anehnya, diantara mereka berdalil dengan hadits shahih. Tentu saja mereka pelintir maknanya menurut pemahaman dan hawa nafsu mereka. na’udzubillah minal fitan.

Sabda Rasulullah r kepada Jibril  AS ketika bertanya tentang kapan hari kiamat:

ما المسؤول عنها بأعلم من السائل

“Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya.”

Mereka tafsirkan dengan penafsiran yang menyelisihi Al-Kitab dan As-Sunnah, dan menyelisihi kesepakatan ummat. Kata mereka:  “Makna hadits ini bahwasannya aku (Rasulullah r) dan engkau (Jibril AS) sama-sama mengetahui kapan hari kiamat.”

Lihatlah ma’asyiral muslimin, bagaimana syaiton menipu mereka dan menghiasi kebatilan dengan angan-angan dusta yang mengantarkan kepada kebinasaan. Mereka tafsirkan Hadits dengan penafsiran yang menyelisihi kesepakatan salaf umat ini dari kalangan Shahabat, tabi’in, atbaut tabi’in dan orang yang mengikuti mereka dengan ihsan. Bahkan menyelisihi nusus Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Melengkapi pembahasan dalam Al-Manarul Munif, Ibnul Qoyyim membantah pemahaman keliru dan bathil akan hadits Jibril di atas dengan pembahasan yang sangat bagus, beliau sertakan juga hadits-hadits shahih yang menunjukkan ketidaktahuan Rasulullah r terhadap perkara ghaib. Kesimpulan bantahan itu kita katakan bahwa Rasulullah r – ketika datang jibril dalam bentuk arab badui dengan baju yang sangat putih dan rambut yang sangat hitam – beliau samasekali tidak mengetahui bahwa laki-laki itu adalah Jibril. Dalam sebuah riwayat Rasulullah r bersabda:

ما  أتاني في صورة إلا عرفته غير هذه الصورة

Tidaklah Jibril datang padaku dalam suatu bentuk kecuali aku mengenalinya, kecuali bentuk ini (yakni dalam kejadian Hadits Jibril).”[10]

Akankah beliau mengatakan kepada orang yang beliau sangka manusia badui biasa, dan beliau tidak tahu dia adalah jibril dengan ucapan: “Aku dan engkau (wahai lelaki badui yang tidak aku kenal-pen) mengetahui Kiamat?”. Mahasuci Allah. Ini tentu kedustaan.

Terlebih lagi Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits nabawi  dengan tegas menyelisihinya. Jawaban Ibnul Qoyyim dan pembahasan yang sangat bermanfaat selengkapnya bisa dilihat dalam kitab tersebut Hal. 81 sd 84.

Pembaca rahimakumullah, ghuluw kepada nabi r bukan hanya perkataan mereka bahwa beliau r mengetahui hari kiamat, bahkan lebih dari itu, diyakini bahwa Rasulullah r mengetahui segala yang ghaib dan mengerti semua apa yang ada di Al-lauhul Mahfudz.

Dalam Mimiyah Al-Bushiri, yang dikenal dengan Qoshidah Burdah, penulisnya Al-Bushiri[11] berkata:

و من علومك علم اللوح و القلم

Dan diantara sebagian ilmu-ilmumu (wahai nabi) adalah ilmu Al- lauhil mahfudz dan pena (pencatat taqdir).

Sungguh, sebuah ucapan yang telah mencapai puncak kebatilan dimana kandungannya menetapkan bahwa Rasulullah r mengetahui perkara-perkara ghaib. Dan perlu diketahui bahwa ucapan-ucapan serupa yang penuh dengan syirik dan kebid’ahan banyak tertera dalam Qashidah tersebut. Wal’iyadzubillah.

Dengan lancang ia selisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menunjukkan bahwa Rasulullah r tidak mengetahui perkara ghaib. Allah berfirman:

قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

Katakanlah (wahai Nabi): “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. An-Naml: 65

Allah juga berfirman:

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). Al-An’am: 59

Wahai para penyanjung Qoshidah Burdah, dan mereka yang selalu mendendangkannya. Jawablah dengan jujur, ucapan Bushiri kah yang benar atau firman-firman Allah dan sabda Rasul-Nya?  Renungkan ayat-ayat di atas lalu bandingkan dengan bait-bait kufur Qoshidah Burdah yang kalian dendangkan, lalu segeralah kembali ke jalan yang benar sebelum Allah menutup pintu taubat.

Ramalan Kiamat Upaya Mendangkalkan Aqidah Ummat

November 2012 diramalkan sebagai hari H berakhirnya dunia. Ramalan ini bukan kedustaan pertama dalam peradaban  manusia. Ramalan-ramalan kiamat sebenarnya telah tercatat dalam catatan panjang sejarah, namun tetap saja ramalan serupa dihembuskan ditengah-tengah manusia.

Muslim yang kokoh akidahnya akan segera melihat ramalan ini sebagai kedustaan. Akan tetapi disaat berita ini diterima dhu’afaul iman (mereka yang lemah imannya) yang tidak mengerti akidah yang benar, goncanglah jiwanya dan sempitlah dadanya.

Ada satu sisi yang ingin kita ingatkan, sesungguhnya musuh-musuh islam terus berusaha menghembuskan berita-berita dan keyakinan yang merusak aqidah ummat dengan segala media yang mereka miliki. Berita kiamat 2012 adalah sebagian kecil dari upaya musuh islam mendangkalkan aqidah dan akhlak kaum muslimin.

Dari sini muncul sebuah pertanyaan: “Apa benteng untuk menghadapi perang pemikiran itu?”

Al-Kitab dan As-Sunnah Adalah Benteng Dari Kesesatan

Al-Kitab dan As-Sunnah adalah pelita di tengah kegelapan dan benteng dari kesesatan. Apapun fitnah yang menimpa, ketika seorang mengembalikan kepada keduanya niscaya dia dapatkan jawaban yang membantah semua kerancuan.

Seorang mukmin yang mengenal Allah dan Rasul-Nya dan agama Islam, ketika ramalan kiamat mengetuk gendang telinganya ia akan segera tersentak dan menjawab bahwa nusus Al-Kitab dan As-Sunnah tegas menunjukkan bahwa kiamat tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.

Di akhir majelis, sejenak kita baca sebuah hadits diantara hadits-hadits yang membantah ramalan kiamat 2012, yaitu hadits tentang turunnya Isa bin Maryam r ke muka bumi. Beliau akan turun dan menetap di dunia selama tujuh tahun. Dalam hadits dikatakan:

(( فيبعث الله عيسى بن مريم  … ثم يمكث الناس سبع سنين ليس بين اثنين  عداوة ، ثم يرسل الله ريحا من قبل الشام فلا يبقى على وجه الأرض أحد في قلبه مثقال ذرة من خير أو إيمان إلا قبضته ))

Maka Allah utus ‘Isa bin Maryam[12] … kemudian hiduplah manusia selama tujuh tahun, tidak ada permusuhan antara dua orang,[13] hingga Allah kirimkan angin dari arah syam, tidak ada seorangpun dimuka bumi yang ada kebaikan atau iman dalam hatinya melainkan angin ini akan mewafatkannya[14]

Kita katakan, seandainya nabi Isa turun di tahun ini, 2010 M, niscaya beliau akan tinggal di dunia tujuh tahun ke depan. Artinya, kita bisa pastikan bahwa 2012 bukanlah hari kiamat yang mereka sangkakan.

Kaum muslimin, rahimakumullah. Setelah hadits ini dan hadits-hadits yang demikian banyak menunjukkan kedustaan semua ramalan kiamat, akankah kemudian seorang yang beriman terusik dengan berita-berita dusta itu? Wallahu a’lam bish-shawab.

و الحمد لله رب العالمين ، و صلى الله على محمد و على آله  و صحبه و سلم 


[1] Al-Bukhari  no. 2268

[2] Sebuah gunung 12 mil selatan Makkah, lihat An-nihayah Fi Ghoribil Hadits (4/88)

[3] Musnad Imam Ahmad (8/176 no.5966) dengan tahqiq Syaikh Ahmad syakir, beliau berkata: “Sanadnya Shahih.”

[4] Al-Bukhari (6/495 no..3459) 

[5] HR. Muslim dalam As-Shahih (2/585 no.854) dari Abu Hurairah – Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi t.

[6] Diriwayatkan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (4/603) Ibnu Hajar menghasankannya dalam Al-Fath (11/447) dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah (3/65 no.1078)

[7] Al-Bukhari meriwayatkan hadits Anas t dalam Shahih-nya 3688

[8] Lihat An-Nihayah Fil Fitan Wal Malahim (1/195).

[9] Ucapan Ibnul Qoyyim menunjukkan bahwa kitab Al-Manarul Munif ditulis sekitar tahun 749 H, yaitu 251 tahun sebelum th. 1000 H. Kini kita memasuki tahun 1431 H, kedustaan itu semakin terang. Jika berita ini benar dari Rasulullah r niscaya kiamat sudah terjadi 431 tahun silam.

[10] Musnad Imam Ahmad (1/53) dari Umar bin al-Khaththab t

[11] Muhammad bin Sa’id Al-Bushiri, (608-695 H) Berkubang dalam lumpur tashawwuf, dibenci manusia lantaran kata-katanya yang kotor. Meminta-minta bahkan menjilat penguasa demi harta, adalah kebiasaannya. Menetapi tarekat Syadziliyyah dan menulis qoshidah burdah yang dipenuhi ghuluw, bid’ah dan kesyirikan.

[12] Yakni Allah turunkan beliau dari langit.

[13] Di masa Isa bin Maryam As bumi penuh dengan keadilan dan keamanan bahkan disebutkan dalam riwayat bahwasannya anak-anak kecil bermain dengan ular-ular tidak ada sedikitpun bahaya. Lihat Musnad Imam Ahmad (2/406) dan dishahihkan sanadnya oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (6/493)

[14] HR. Imam Muslim dalam Shahih-nya no.2940