Untuk Para Ayah Dari Sang Putri

Berikut adalah syair seorang wanita dari daerah Thur Al Bahah. Orang tuanya menghalanginya untuk menikah hingga ia menjadi tua dan laki-laki yang menginginkannya menjadi sedikit.

Saat kutulis suratku ini dengan jari jemariku,

air mataku mengalir deras dari kedua mataku.

Kukirim suratku ini kepada dua orang tuaku,

dengan penuh perhatian dan kasih sayang megasuhku.

Kukirim surat ini meski aku tak ingin mengungkapkanya,

tapi gejolak hati dan perasaan tak kuasa membendungnya.

Saat kumenulisnya air mataku menumpahkan seluruh isinya,

kumenulisnya dari kebimbangan yang nyata.

Sungguh aku telah menyembunyikan kesedihanku,

tetapi itulah yang menyebabkan hancur hatiku.

Saat kulihat uba mulai tumbuh di kepala,

kurasa uban ini seperti api yang membara.

Wahai ayahku, janganlah kau halangi masa mudaku,

sungguh umurku penuh duka telah berlalu.

Saat kulihat anak-anak, tak terasa berlinang air mataku,

hati ini merintih karena kejamnya rintangan orang tuaku.

Saat kulihat wanita menjalani hidup dengan suaminya,

anak-anaknya tidur lelap di pangkuannya.

Saat kulihat dia penuh kasih sayang terhadap anaknya,

ada sesuatu yang mengetuk relung jiwa.

Wahai ayahku, jangan kau bunuh aku dengan kesedihan,

pembunuhan tanpa pedang atau persenjataan.

Wahai ayahku, Allah tetapkan taqdir untukku,

aku butuh suami dan anak-anakku.

Inilah ketetapan-Nya, sang pembuat hokum lagi bijaksana,

Dia tetapkan kepada semua manusia.

Jika kau menghendaki gaji dan karirku,

ambillah dengan cuma-cuma apa yang ada di benakmu.

Atau engkau ingin menjual anak gadismu pada orang yang mau harga tinggi,

itu urusan kedua bagimu.

Demi Allah ini jual beli yang merugi,

mirip kambing dan domba yang dijual beli.

Wahai ayahku, cukup jangan kau sia-siakan masa depanku,

ataukah tak cukup bagimu menyia-nyiakan umurku yang telah berlalu.

Jika kau tetap tidak mau mengindahkan suratku,

ketahuilah Allah tak akan melupakanku.

Pada hari kiamat kita akan bertemu untuk menjalani hisab kita,

di hadapan Allah Yang Maha Esa dan pemberi balasan serupa.

Didatangkan neraka, dan malaikat berada di sekitarnya,

kau lihat lidah api yang menyala.

Di sana kau akan tahu hak setiap anak perempuan,

mereka dikekang di balik tembok tanpa alasan.

(Ummu Salamah As Salafiyyah, Al Intishor Li Huquuqul Mu’minat)

Dari Al-Akh Faris Aqsha

Posted on Februari 20, 2012, in Anak & Keluarga, Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar